Pages

Wednesday, May 9, 2012

Terapi Koin AKA "Kerokan"


Fakta: Hal ini tidak benar. Kerokan merupakan suatu pengobatan alternatif yang dikenal sejak ratusan tahun lalu di negara-negara Asia. Masyarakat Vietnam menyebut pengobatan ini cao gio, di Kamboja dijuluki goh kyol (rubbing the wind), dan di China dikenal sebagai gua sua (menggunakan batu jade sebagai pengerok).
Kerokan dapat mengeluarkan angin dari dalam tubuh..?
Fakta: Istilah masuk angin bisa merupakan gejala awal common cold atau penyakit infeksi lainnya. Orang awam sering beranggapan angin tersebut harus dikeluarkan dari dalam tubuh, antara lain dengan kerokan. Hal ini tidak tepat karena memang bukan angin yang menyebabkan rasa tidak enak badan, demam, pegal-pegal, sakit kepala, atau batuk pilek.
How ”kerokan” works..?
Lalu bagaimana sebenarnya cara kerja kerokan ini? Pada proses kerokan, terjadi suatu reaksi inflamasi atau radang. Akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah dan pengeluaran mediator inflamasi. Aliran darah menjadi lancar jika dikerok atau dipijat sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi yang tersedia untuk jaringan otot. Zat-zat yang menyebabkan rasa pegal dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau dinetralkan. Selain itu, juga terjadi rangsangan pada keratinosit dan endotel (lapisan paling dalam pembuluh darah) yang akan bereaksi dengan munculnya propiomelanokortin (POMC). Zat ini merupakan polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah beta endorfin.
Pasca kerokan didapatkan peningkatan IL-1 beta, Clq, dan beta endorfin, sementara kadar C3 dan PGE2 justru turun. Penyebab rasa nyeri adalah PGE2 sehingga jika kadar PGE2 diturunkan maka nyeri akan berkurang. Hasil ini menyebabkan berkurangnya nyeri otot, badan terasa segar dan nyaman. Inflamasi yang ditimbulkan selain meredakan nyeri otot juga akan memicu reaksi kardiovaskuler. Tandanya adalah peningkatan temperatur tubuh secara ringan, antara 0,5-1oC. Makanya setelah dikerok, badan kita terasa lebih hangat.


Kerokan menyebabkan rasa nyeri dan iritasi kulit..?

Fakta: Kerokan yang dilakukan dengan benar tidak akan menyebabkan rasa sakit. Para ahli akupunktur berpendapat bahwa saat terjadi pemijatan, sebaiknya alat kerok melewati titik akupunktur agar urat saraf motorik terangsang, sehingga pada akhirnya memperlancar sirkulasi darah. Cara kerokan yang dianjurkan adalah tegak lurus sejajar dengan tulang belakang menyamping, lalu sejajar dengan bahu. Alat kerokan biasanya menggunakan uang logam, koin, atau alat bantu khusus kerokan. Alat-alat tersebut wajib tumpul supaya tidak melukai kulit. Lalu dibantu dengan minyak yang fungsinya selain menghangatkan juga untuk melicinkan proses kerokan, sehingga menghindari terjadinya kulit lecet. Cara mengerok juga tidak boleh terlalu keras karena akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan bisa melukai kulit.
Semua orang boleh melakukan kerokan..?
Fakta: Tidak sepenuhnya benar karena terdapat beberapa kondisi di mana seseorang dianjurkan tidak melakukan kerokan, antara lain orang dengan kondisi kulit tidak sehat (misalnya eksim, kulit terbakar, jerawat, infeksi bakteri atau jamur). Kerokan pada daerah tersebut justru akan memperparah infeksi atau peradangan. Penderita diabetes mellitus juga sebaiknya menghindari kerokan. Alasannya, bila terjadi luka atau lecet, luka tersebut bisa menjadi sulit disembuhkan. Pasien yang mengkonsumsi antikoagulan atau memiliki gangguan pembekuan darah sebaiknya juga tidak melakukan kerokan. Pengerokan yang terlalu dalam dapat mengakibatkan perdarahan di bawah kulit. Kerokan juga sebaiknya tidak dilakukan pada anak kecil karena kulitnya masih tipis dan lunak, dan pembuluh darahnya lebih kecil.
Sehabis kerokan, dianjurkan untuk mandi..?
Fakta: Hal ini tidak dianjurkan. Sehabis kerokan sebaiknya tidak mandi karena pori-pori kulit dalam kondisi terbuka. Lebih baik seka dengan lap basah yang dicelupkan pada air hangat lalu diperas. Badan akan terasa lebih nyaman jika Anda minum sesuatu yang hangat, makan sup hangat, dan memakai baju hangat/selimut.
Kerokan boleh-boleh saja dilakukan bila Anda merasa tidak enak badan, namun jangan terlena, jika gejala tak juga mereda sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

===================================================================

Prinsip Yin Yang dari Tubuh
Prinsip dasar Yin Yang adalah hubungan erat bagian anterior dan posterior dari tubuh dimana bagian posterior adalah bersifat Yang, termasuk seluruh kepala dan leher. Hubungan Yin Yang adalah suatu keseimbangan dinamis yang merupakan mekanisme dasar terjadinya kondisi sakit.

Kerokan


Kondisi Defisiensi Yang
Secara awam, pada masyarakat jawa disebut masuk angin atau juga dengan bahasa medis common cold. Defisiensi Yang dapat disebabkan karena penyebab penyakit angin dingin yang menimbulkan gejala: pucat wajah, suara lemah, rasa dingin dan berkeringat dengan nadi yang lemah dan dalam.
Common cold dirasakan sebagai kelainan mendadak dengan rasa dingin disertai dengan bersin-bersin dan hidung berair, biasanya disebut dengan istilah lain flu atau pilek dan sesuai dengan defisiensi Yang dan dalam keseimbangan organ disebut sebagai defisiensi dingin yang ideal.
Keseimbangan
Bila temperatur dingin mengenai permukaan badan terutama daerah posterior, maka secara otomatis terjadi mekanisme peredaran tubuh yaitu pori-pori kulit dan otot dibawah kulit akan kontraksi untuk menahan supaya tidak terjadi penguapan dari kulit, sehingga timbul rasa dingin. Dalam pengetahuan kedokteran konvensional disebut sebagai reaksi otonomik simpatik. Efek simpatik ini menimbulkan vasokonstriksi perifere dan organ viscera dan ditandai dengan brodikardia dan hipotensi.
Prinsip terapi dan sindroma defisiensi Yang ‘Masuk Angin’
Secara prinsip diupayakan peningkatan temperatur dan energi yang pada daerah posterior Yang yaitu leher, bahu dan pinggang dengan cara merangsang titik-titik akupunktur baik dengan jarum, pijatan maupun pemanasan dengan moxa ataupun cara lain yang lebih modern. Modalitas terapi bersifat frekwensi rendah dan intensitas tinggi terutama pada daerah permukaan tubuh daerah Yang dan pada masyarakat Jawa dilakukan model terapi ‘Kerokan’.
Model Terapi Kerokan
Dilakukan dengan cara yang sederhana dan peralatan yang sederhana pula, yaitu mengerok atau menggores dengan kuat menggunakan benda tumpul seperti mata uang logam, ujung sendok, atau batu tipis pada daerah belakang tubuh, leher, bahu dan punggung maupun pinggang.
Arah kerokan cenderung longitudinal pada leher dan sekitar garis tengah ke lateral
Kerokan dilakukan secara ritmis dan kuat sampai terjadi balur-balur merah (pfechiae kulit) dan dilanjutkan dengan gosokan minyak yang hangat. Secara tradisional dapat diartikan dengan pemberian energi kuat (tonifikasi) pada daerah Yang sehingga berwarna merah yang juga mempunyai arti peningkatan Yang tubuh.

Kerokan


Arti Medis Kerokan
Gosokan kuat pada daerah belakang tubuh mempunyai arti:
1. Stimulasi kuat pada saraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada corna posterior medulla spinalis melalui saraf A-delta dan C. Serta traktus spino thalamicus ke arah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsangan akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbukan refleks intubasi simpatis sehingga perlakuan kerokan ini menimbulkan intubasi nyeri secara general melalui siklus endorfin dan segmental simpatis. Efek lain yaitu dilatasi pembuluh darah kulit, peningkatan kerja jantung sekaligus membuka pori-pori kulit.
2. Efek rangsangan jaringan bawah kulit setelah terjadi inflamasi


Kerokan

3. Efek kardiovaskular
Tippins dan Morris (1989), Janet et al (1989) dan Kjartansson & Lundeberg (1990) mengatakan bahwa akibat rangsangan kuat pada permukaan kulit akan meningkatkan aliran darah dan peningkatan substansi P atau calcitonis gene related peptide (CCRP).
Richter Herliva & Halmarson (1991) menyatakan bahwa perbaikan sirkulasi perifere akan memperbaiki daerah ishaemia dan peningkatan temperatur 0,5-2 derajat Celsius pada penelitian 21 orang (P < 0,01).
Ringkasan
Terapi model kerokan yang sudah dikenal dan dimanfaatkan masyarakat Jawa secara luas, tetapi masih belum dimengerti patofisiologinya, ternyata mempunyai 3 efek, yaitu:
1. Efek menghilangkan nyeri melalui sistim endorfin dan segmental, sehingga menimbulkan kesegaran tubuh.

2. Reaksi kardiovaskuler melalui perbaikan sirkulasi perifere.
3. Respon peningkatan temperatur tubuh akibat reaksi inflamasi akut.
4. Sedangkan efek ke IV yaitu pengaruh pada imunologi harus dikaji dan diteliti lebih lanjut demi pengembangan teknologi tepat guna dalam pengobatan.


No comments:

Post a Comment